Warung ini berbentuk warung panggung dengan ukuran kurang lebih 6x6m. Sesuai namanya bahan yang digunakan membuat bangunan 90% dari bambu. Mulai dai tiang penyangga, dinding, bahkan alas atau lantainya juga terbuat dari bambu. Atapnya terbuat dari daun rumbia memberikan kesan sederhana namun nyaman bagi pengunjung.
Warung yang didirikan oleh anak muda inipun ahirnya mejadi pilihan para pemuda dan juga para santri untuk sekedar bersantai atau mengisi perut. Dengan harga yang sangat terjangkau oleh kalangan muda dan para santri menjadikan sebuah simbiosis mutualisme antara pelanggan dan pengusaha warung tersebut.
B. Pelanggan
Desa Kajen merupakan daerah pesantren yang banyak didatangi ribuan santri dari seluruh pelosok nusantara. Hal ini menjadikan daerah tersebut lahan bisnis yang potensial. Maka tak heran bisnis makanan menjadi salah satu bidikan para pembisnis.
Selain jumlah santri yang besar, desa Kajen juga menjadi salah satu tujuan ziarah dari seluruh negri ini. Maka tak heran jika LBK Kajen tidak hanya disinggahi para santri tapi juga para peziarah yang berziarah di makam Syaih Ahmad Mutamakin. Hampir tiap hari terutama malam Jum'at para peziarah datang silih berganti.Maka bagi para peziarah tak ada salahnya jika mampir ke LBK Kajen apalagi warung ini buka dari Sore sampai pagi hari
LBK Kajen telah menjadi inspirasi yang mungkin sebelumnya belum ada didaerah tersebut. Semoga muncul inspirator inspirator berikutnya..