Di kecamatan Winong Pati terdapat beberapa desa yang menjadi centra kerajinan tangan yang berasal dari bambu. Seperti desa Tanggel dan Pulorejo yang berada 1 KM sebelah utara kota kecamatan. Sampai sekarang masih dapat kita jumpai perajin anyaman yang berasl dari bambu. Begitu juga desa desa disekitar desa tersebut.
Mata pencaharian pokok penduduk desa tersebut sebenarnya adalah bertani, sehingga industri kerajinan tangan yang mereka geletuti hanya dilakukan diwaktu senggang sepulang dari sawah. Sebagian lagi dilakukan oleh para wanita yang mungkin tidak bekerja disawah. Namun sebagian kecil warga ada yang menjadikan industri kerajinan tangan sebagai mata pencaharian pokok.
Kerajinan tangan yang mereka miliki umumnya adalah warisan dari pendahulu mereka. Kerajinan yang selalu turun temurun. Jadi benda yang dihaslkan pun selalu sama dari zaman kezaman. Belum ada perubahan inovasi, sehingga dapat dikatakan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk masa lalu yang idenya muncul jauh sebelum adanya tecnologi canggih. Produk yang sederhana, namun tetap dibutuhkan dari tiap generasi bahkan era serba modern saat ini
A. Jenis Produk
Kalau kita kelompokan barang masih diproduksi saat ini ada tiga kelompok. Kelompok yang pertama adalah jenis Bakul. Jenis bakul ini adalah kelompok yang dibuat sebagai wadah barang, mulai dari nasi, beras, sayuran, dan benda benda yang lain. Anyamannya sangat rapat sehingga tidak mudah jatuh atau hilang bila digunakan sebagai wadah benda. Yang termasuk golongan ini adalah Bakul (dunak: bhs setempat), Krondo (sejenis bakul tapi ada pegangan diatasnya), Besek ( wadah yang biasa digunakan sebagai tempat nasi buat kondangan), Tompo (alat yang digunakan sebagai alat pengukuran/penakaran) Kukusan ( berbentuk kerucut sebagai tempat menanak nasi)dan tumbu ( alat yang digunakan mengkatkat barang dengan cara di pikul).
Kelompok yang kedua adalah jenis keranjang. Jenis ini banyak dimanfaatkan untuk mengankut barang dengan cara dipikul.kelompok ini mempunyai ciri ciri mempunyai mata atau lubang dibagian anyaman yang sangat banyak. Contohnya adalah Keranjang (alat yang biasanya digunakan untuk mngambil rumput/ngarit :bhs setempat), Salang ( semacam kernjang tapi ukuranya lebih kecil, wadah ikan (berbentuk keranjang tapi sangat mini, kurang lebih 5 cm tingginya).
Jenis ketiga adalah alat kebersihan. Jenis ini banyak digunakan untuk membersihkan barang atau kebersihan lingkungan. Yang masuk kelompok ini adalah sapu sabut kelapa ( sapu kelud), Ikrak ( tempat yang biasnya digunkan untuk mengambil sampah setelah disapu) Tampah ( alat yang digunkan membersihkan beras dari benda benda yang menyertainya, atau digunakan juga untuk menjemur) dan Tambir ( tampah yanga sangat besar yang digunakan untuk membersihkan dan menjemur barang, seperti jagung ketela dll).
B. Mulai ditinggalkan
Seiring dengan kemajuan zaman alat alat tradisional semakin terpinggirkan. Begigitu juga dengan industri tradisional yang kebanyakan merupakan home industri keadaanya semakin termarginalkan. Produk yang dianggap kurang prasktis dan terkesan konservatif, monoton, sehingga kalah bersaing dengan benda benda yang terbuat dari plastik. Selain itu harga barang plastik yang sangat murah sehingga menggeser produk dari anyaman bambu.
Selain itu opini yang terbentuk dimasyakat bahwa produk dari plastik lebih higienis. Padahal kalau kita cemati produk dari anyaman bambu juga tidak kalah higienisnya, bahkan sama sekali tidak tercampuri barang kimia, disaat panas maupun dingin.
Dengan banyaknya konsumen yang beralih ke barang barang daur ulang plastik, maka semakin sedikit pula pengguna barang barang dari anyaman bambu yang sebenarnya jauh lebih ramah lengkungan. Sebagai contoh adalah beralihnya masyarakat dari besek ke bakul plastik untuk hajatan, ini membuat industri besek semakin kecil dan banyak yang tidak membuat lagi. Begitu juga ikrak yang telah tergantikan dengan produk produk plastik lainnya. Maka lambat laun pendduk yang dulu mengandalkan kerajinan ini sebaggai mata pencaharian sekarang harus berpikir ulang.
Produk produk anyaman sekarang lebih banyak digunakan oleh keleompok lapisan paling bawah. Sementara kelompok menengah keatas lebih banyak menggunakan barang barang dari plastik dan juga logam.
C. Peran Pemerintah
Melihat kondisi diatas sudah selayaknya bila pemerintah mulai memberi perhatian kepada perajin agar eksistensi produk tradisional tetap terjaga. Perhatian tersebut dapat berupa pendidikan dan pelatihan sehingga kelak mereka dapat berpikir kreatif, inovatif sehingga produk yang mereka hasilkan tidak terkesan ketinggalan.Pendidikan dan pelatihan juga diharapkan dapat menghasilkan desainer desainer anyaman yang handal. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan secara kontineu yang sekaligus dapat meyakinkan generasi yang ada bahwa anyaman dapat menjajikan penghasilan yang layak.
Perhatian pemerintah yang kedua adalah modal, dengan memberikan kemudahan pinjaman modal sehingga mereka dapat mengembangkan usaha mereka. Pinjaman dengan bunga yang murah sehingga tidak memberatkan bagi mereka.
Yang ketiga adalah dengan mengkampanyekan produk tradisional yang lebih higienis karen tidak tercampuri bahan kimia dalam pembuatanya sehingga sangat aman digunakan sebagai tempat makanan. Selain itu produk tradisional dari anyamaman bambu juga sangat ramah lingkungan. sukur sukur bila pemerintah mau memperkenalkan produk produk tersebut di pameran tingkat nasional maupun internasional.
Mata pencaharian pokok penduduk desa tersebut sebenarnya adalah bertani, sehingga industri kerajinan tangan yang mereka geletuti hanya dilakukan diwaktu senggang sepulang dari sawah. Sebagian lagi dilakukan oleh para wanita yang mungkin tidak bekerja disawah. Namun sebagian kecil warga ada yang menjadikan industri kerajinan tangan sebagai mata pencaharian pokok.
Kerajinan tangan yang mereka miliki umumnya adalah warisan dari pendahulu mereka. Kerajinan yang selalu turun temurun. Jadi benda yang dihaslkan pun selalu sama dari zaman kezaman. Belum ada perubahan inovasi, sehingga dapat dikatakan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk masa lalu yang idenya muncul jauh sebelum adanya tecnologi canggih. Produk yang sederhana, namun tetap dibutuhkan dari tiap generasi bahkan era serba modern saat ini
A. Jenis Produk
Kalau kita kelompokan barang masih diproduksi saat ini ada tiga kelompok. Kelompok yang pertama adalah jenis Bakul. Jenis bakul ini adalah kelompok yang dibuat sebagai wadah barang, mulai dari nasi, beras, sayuran, dan benda benda yang lain. Anyamannya sangat rapat sehingga tidak mudah jatuh atau hilang bila digunakan sebagai wadah benda. Yang termasuk golongan ini adalah Bakul (dunak: bhs setempat), Krondo (sejenis bakul tapi ada pegangan diatasnya), Besek ( wadah yang biasa digunakan sebagai tempat nasi buat kondangan), Tompo (alat yang digunakan sebagai alat pengukuran/penakaran) Kukusan ( berbentuk kerucut sebagai tempat menanak nasi)dan tumbu ( alat yang digunakan mengkatkat barang dengan cara di pikul).
Kelompok yang kedua adalah jenis keranjang. Jenis ini banyak dimanfaatkan untuk mengankut barang dengan cara dipikul.kelompok ini mempunyai ciri ciri mempunyai mata atau lubang dibagian anyaman yang sangat banyak. Contohnya adalah Keranjang (alat yang biasanya digunakan untuk mngambil rumput/ngarit :bhs setempat), Salang ( semacam kernjang tapi ukuranya lebih kecil, wadah ikan (berbentuk keranjang tapi sangat mini, kurang lebih 5 cm tingginya).
Jenis ketiga adalah alat kebersihan. Jenis ini banyak digunakan untuk membersihkan barang atau kebersihan lingkungan. Yang masuk kelompok ini adalah sapu sabut kelapa ( sapu kelud), Ikrak ( tempat yang biasnya digunkan untuk mengambil sampah setelah disapu) Tampah ( alat yang digunkan membersihkan beras dari benda benda yang menyertainya, atau digunakan juga untuk menjemur) dan Tambir ( tampah yanga sangat besar yang digunakan untuk membersihkan dan menjemur barang, seperti jagung ketela dll).
B. Mulai ditinggalkan
Seiring dengan kemajuan zaman alat alat tradisional semakin terpinggirkan. Begigitu juga dengan industri tradisional yang kebanyakan merupakan home industri keadaanya semakin termarginalkan. Produk yang dianggap kurang prasktis dan terkesan konservatif, monoton, sehingga kalah bersaing dengan benda benda yang terbuat dari plastik. Selain itu harga barang plastik yang sangat murah sehingga menggeser produk dari anyaman bambu.
Selain itu opini yang terbentuk dimasyakat bahwa produk dari plastik lebih higienis. Padahal kalau kita cemati produk dari anyaman bambu juga tidak kalah higienisnya, bahkan sama sekali tidak tercampuri barang kimia, disaat panas maupun dingin.
Dengan banyaknya konsumen yang beralih ke barang barang daur ulang plastik, maka semakin sedikit pula pengguna barang barang dari anyaman bambu yang sebenarnya jauh lebih ramah lengkungan. Sebagai contoh adalah beralihnya masyarakat dari besek ke bakul plastik untuk hajatan, ini membuat industri besek semakin kecil dan banyak yang tidak membuat lagi. Begitu juga ikrak yang telah tergantikan dengan produk produk plastik lainnya. Maka lambat laun pendduk yang dulu mengandalkan kerajinan ini sebaggai mata pencaharian sekarang harus berpikir ulang.
Produk produk anyaman sekarang lebih banyak digunakan oleh keleompok lapisan paling bawah. Sementara kelompok menengah keatas lebih banyak menggunakan barang barang dari plastik dan juga logam.
C. Peran Pemerintah
Melihat kondisi diatas sudah selayaknya bila pemerintah mulai memberi perhatian kepada perajin agar eksistensi produk tradisional tetap terjaga. Perhatian tersebut dapat berupa pendidikan dan pelatihan sehingga kelak mereka dapat berpikir kreatif, inovatif sehingga produk yang mereka hasilkan tidak terkesan ketinggalan.Pendidikan dan pelatihan juga diharapkan dapat menghasilkan desainer desainer anyaman yang handal. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan secara kontineu yang sekaligus dapat meyakinkan generasi yang ada bahwa anyaman dapat menjajikan penghasilan yang layak.
Perhatian pemerintah yang kedua adalah modal, dengan memberikan kemudahan pinjaman modal sehingga mereka dapat mengembangkan usaha mereka. Pinjaman dengan bunga yang murah sehingga tidak memberatkan bagi mereka.
Yang ketiga adalah dengan mengkampanyekan produk tradisional yang lebih higienis karen tidak tercampuri bahan kimia dalam pembuatanya sehingga sangat aman digunakan sebagai tempat makanan. Selain itu produk tradisional dari anyamaman bambu juga sangat ramah lingkungan. sukur sukur bila pemerintah mau memperkenalkan produk produk tersebut di pameran tingkat nasional maupun internasional.
1 komentar:
hmm saya sangat sepakat akan hal itu rencananya saya mau bwt PKM tentang itu doakan saja semoga berhasil,,
Posting Komentar