Wacana tentang normalisasi sungai Juwana kian santer di Pati. Sungai yang kian dangkal dan menjadi sempit ini makin ramai di bicarakan, mulai dari politisi, aktivis sampai nelayan dan petani.
Hampir disetiap tahun belakangan ini, bila musim penghujan tiba sungai Juwana selalu meluap. Dampak yang ditimbulkan luar biasa. Bukan hanya masyarakat di pinggiran sungai saja tapi sampai menutup akses ke Pati selatan. Bahkan pada tahun 2008 lalu sampai melumpuhkan jalur pantura.
Dalam buku sejarah Pati yang dikarang oleh Ahmadi S.Pd sungai Juwana berasal dari penyempitan selat muria. Pada abad ke VIII antara Gunung Muria dengan pulau jawa dipisahkan oleh selat. Namun karena endapan lumpur maka beberapa abab kemudian Gunung Muria dengan pulau jawa menyatu. Selat tersebut sekarang menjadi sebuah bengawan yang disebut bengawan Silugonggo, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan sungai Juwana.
Dahulu Bengawan Silugonggo menjadi pemisah antara kadipaten Parang Garudo dan kadipaten Carang Soko. Kadipaten Parang Garudo berada di sebelah selatan sungai s4edang Carangsoko berada disebelah Utara. Setelah terjadi perang besar antara kedua kadipaten tersebut maka kemudian kedua kadipaten disatukan oleh Kembang Joyo menjadi Kadipaten Pati. Maka untuk daerah disebelah selatan sungai Juwana dikenal dengan Pati selatan, sedangkan yang disebelah utara sungai dikenal dengan Pati utara.
B. Sungai Besar
Sungai Juwana merupakan sungai besar nan panjang. Sungai ini melalui lima kecamatan di kabupaten Pati yakni kecamatan Juwana, Pati kota Jakenan, Gabus dan Kayen, satu kecamatan di Kudus dan berahir di Babalan Demak. Menurut Welkipedia dibabalan ini sungai Juwana bertemu dengan sungai Serang/ Lusi yang berasal dari Wadug kedungombo.
Sungai Juwana Juga mempunyai anak sungai seperti Sungai Glonggong yang berhulu di Todanan Blora, sungai Jodag berhulu di Pucakwangi, sungai wates di Sukolilo, dan sungai Lodan. dari sebelah barat mengalir sungai sungai kecil yang berasal dari Waduk Seloromo di Gembong yang berada dilereng Muria.
C. Manfaat Sungai Juwana
Masyarakat tepi sungai Juwana banyak memanfaatkan aliran air sungai untuk keperluan pertanian. Kondisi tanah yang subur dan air yang tidak pernah kering dimanfaat petani untuk bercocok tanam.
Selain pertanian sebagian masyarakat memanfaatkan air untuk perikanan. didaerah Pati ada perikanan air tawar dan air payau. Seperti dikecamatan Juwana petani tambak sering memanfaatkan air sungai untuk keperluan perikanan.
Sungai Juwana adalah sungai yang besar sehingga dimanfaatkan pula untuk sarana transportasi. Namun sekarang manfaat tersebut hanya terhenti sebatas di Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) di desa Bajomulyo saja. Banyak kapal kapal ikan, bukan hanya dari daerah pati saja yang bongkar muat disana.
D. Kondisi Sungai Juwana
Setelah usia mencapai berabab-abab kondisi sungai juwana mulai terjadi pendangkalan. Pendangkalan ini disebabkan oleh endapan lumpur yang terbawa oleh air. dibeberapa bagian sedimentasi sampai membuat dasar sungai kelihatan, bahkan berbentuk daratan. Seperti di bawah jembatan Ngantru, dimusim kemarau penumpukan lumpur itu menyerupai pulau ditengah sungai. Pendangkalan ini jadi bermasah saat curah hujan tinggi.
Kondisi lebar sungai juga menyempit. Lebar sungai dibeberapa bagian sekarang kurang dari dari 50 m. Hal ini diperparah dengan adanya bangunana bangunan yang di dirikan di lambiran sungai. Penyempitan ini tak ayal akan menimbulkan masalah bila musim penghujan tiba.
Kondisi air sungai juga perlu mendapat perhatian. Didaerah Juwana beberapa hari yang lalu dilaporkan kondisi air berubah warna dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Banyak ikan yang mati. Pembuangan limbah di tuding menjadi penyebabnya.
E. Masalah Sungai Juwana
Dampak paling besar yang di timbulkan sungai Juwana beberapa tahun terahir ini adalah banjir. Kedalaman dan lebar sungai disinyalir menjadi penyebab musibah rutin setiap tahun. Banjir yang datang selain merendam area persawahan juga meremdam pemukiman warga.
Selain itu banjir juga sering menutup akses jalan sehingga roda ekonomi terganggu. seperti banjir pada tahun 2008, selain memutus jalur kepati selatan banjir juga memutus jalur pantura. Banyak Truk pengangkut bahan makanan yang tertahan berhari hari karena banjir. Banjir juga selau merusak sarana jalan.
Masalah yang kedua adalah tentang pola pikir masyarakat akan kebersihan sungai Juwana. Terutama masalah limbah yang bisa mencemari sungai Juwana. Sehingga masalah seperti yang penulis sebut diatas tidak terjadi.
Melihat kondisi seperti itu sungai Juwana harus segera di upayakan pembehan agar bencana yang setiap tahun datang bisa diminimalisir. Kalau tidak segera ada upaya kesana akan timbul masalah masalah baru dibidang ekonomi, pertanian, perikanan dan sosial. Anggaran yang menurut informasi 750 milyar semoga menjadikan sungai Juwana kebanggaan kabupaten Pati. Perhatian pemerintah Pusat dan Daerah akan menjadikan sungai Juwana berkah, tidak menjadi musibah.
Masyarakat tepi sungai Juwana banyak memanfaatkan aliran air sungai untuk keperluan pertanian. Kondisi tanah yang subur dan air yang tidak pernah kering dimanfaat petani untuk bercocok tanam.
Selain pertanian sebagian masyarakat memanfaatkan air untuk perikanan. didaerah Pati ada perikanan air tawar dan air payau. Seperti dikecamatan Juwana petani tambak sering memanfaatkan air sungai untuk keperluan perikanan.
Sungai Juwana adalah sungai yang besar sehingga dimanfaatkan pula untuk sarana transportasi. Namun sekarang manfaat tersebut hanya terhenti sebatas di Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) di desa Bajomulyo saja. Banyak kapal kapal ikan, bukan hanya dari daerah pati saja yang bongkar muat disana.
D. Kondisi Sungai Juwana
Setelah usia mencapai berabab-abab kondisi sungai juwana mulai terjadi pendangkalan. Pendangkalan ini disebabkan oleh endapan lumpur yang terbawa oleh air. dibeberapa bagian sedimentasi sampai membuat dasar sungai kelihatan, bahkan berbentuk daratan. Seperti di bawah jembatan Ngantru, dimusim kemarau penumpukan lumpur itu menyerupai pulau ditengah sungai. Pendangkalan ini jadi bermasah saat curah hujan tinggi.
Kondisi lebar sungai juga menyempit. Lebar sungai dibeberapa bagian sekarang kurang dari dari 50 m. Hal ini diperparah dengan adanya bangunana bangunan yang di dirikan di lambiran sungai. Penyempitan ini tak ayal akan menimbulkan masalah bila musim penghujan tiba.
Kondisi air sungai juga perlu mendapat perhatian. Didaerah Juwana beberapa hari yang lalu dilaporkan kondisi air berubah warna dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Banyak ikan yang mati. Pembuangan limbah di tuding menjadi penyebabnya.
E. Masalah Sungai Juwana
Dampak paling besar yang di timbulkan sungai Juwana beberapa tahun terahir ini adalah banjir. Kedalaman dan lebar sungai disinyalir menjadi penyebab musibah rutin setiap tahun. Banjir yang datang selain merendam area persawahan juga meremdam pemukiman warga.
Selain itu banjir juga sering menutup akses jalan sehingga roda ekonomi terganggu. seperti banjir pada tahun 2008, selain memutus jalur kepati selatan banjir juga memutus jalur pantura. Banyak Truk pengangkut bahan makanan yang tertahan berhari hari karena banjir. Banjir juga selau merusak sarana jalan.
Masalah yang kedua adalah tentang pola pikir masyarakat akan kebersihan sungai Juwana. Terutama masalah limbah yang bisa mencemari sungai Juwana. Sehingga masalah seperti yang penulis sebut diatas tidak terjadi.
Melihat kondisi seperti itu sungai Juwana harus segera di upayakan pembehan agar bencana yang setiap tahun datang bisa diminimalisir. Kalau tidak segera ada upaya kesana akan timbul masalah masalah baru dibidang ekonomi, pertanian, perikanan dan sosial. Anggaran yang menurut informasi 750 milyar semoga menjadikan sungai Juwana kebanggaan kabupaten Pati. Perhatian pemerintah Pusat dan Daerah akan menjadikan sungai Juwana berkah, tidak menjadi musibah.
1 komentar:
Entah mengapa...daerah pinggiran kali silugonggo banjir terus.....
Posting Komentar